Laman

Minggu, 29 Januari 2012

kisi2 & ringkasan MANAJEMEN OPERASIONAL UAS 2012 (Full Teory)

credit to: uun gutama

Versi word + gambar: http://www.mediafire.com/?ij78p4l43rwp1l5

Pert 15-16 Independent Demand Inventory (Persediaan Permintaan Bebas)
Definisi
Persediaan : Merupakan stok yang bersifat fisik dari tiap-tiap barang atau sumber daya yang digunakan di dalam perusahaan.
Pengendalian persediaan : aktivitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian persediaan ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan.
Independent demand inventory berkaitan dengan :
•    Berapa sering stok yang harus dipesan kembali
•    Berapa banyak persediaan yang harus diminta, dalam rangka meminimalisasi biaya total persediaan.
Jenis-jenis Persediaan : Bahan baku, Pasokan (alat perawatan, perbaikan, & operasi), Barang setengah jadi, Barang yang telah diproduksi.
Fungsi Persediaan
•    Untuk memisahkan berbagai bagian bahan (parts) dari proses produksi.
•    Untuk menyediakan stok barang yang akan memberikan "pilihan" untuk pelanggan.
•    Untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas (pembelian dalam jumlah banyak).
•    Untuk melindungi terhadap inflasi dan perubahan harga naik.
Tujuan Persediaan
•    Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
•    Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian

Keseimbangan Persediaan

Alasan mengapa melakukan persediaan :
•    Biaya Setup dan biaya pemesanan
•    Layanan pelanggan dan variasi dalam permintaan
•    Tenaga kerja dan pemanfaatan peralatan
•    Biaya transportasi
•    Biaya bahan / diskon kuantitas (dalam pembelian banyak)
Alasan mengapa mengurangi persediaan :
•    Penyimpanan dan penanganan
•    Bunga dan biaya kesempatan
•    Pajak Properti dan premi asuransi
•    Penyusutan dan kerusakan / pembusukan (bila pada bahan baku berbentuk makanan)
Kerugian dalam mengelola persediaan :

•    Biaya tinggi : harga bahan baku, biaya pemesanan, biaya penyimpanan
•    Sulit untuk mengelola dan mengawasi gudang terutama bila jumlah pasokan semakin banyak.
•    Hides production problems
Hal-hal yang harus dipertimbangkan :
•    Biaya per unit (item cost)
•    Biaya penyimpanan pemesanan : biaya pembuatan perintah, biaya pengiriman, transportasi, biaya penyiapan (setup)
•    Biaya pengelolaan persediaan
•    Biaya resiko terhadap kerusakan dan kehilangan
•    Biaya akibat kehabisan persediaan
Independent vs. Dependent Demand
•    Independent demand - Persediaan barang biasanya tergantung pada permintaan pasar
•    Dependent demand - Persediaan barang ditentukan oleh tuntutan proses produksi dan bukan pada keinginan pasar.
Holding, Ordering, & Setup Cost
•    Holding costs - berhubungan dengan biaya penyimpanan persediaan dalam periode tertentu.
•    Ordering costs - berhubungan dengan biaya pembayaran pesanan & mendapatkan barang.
•    Setup costs - biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses untuk persiapan pembuatan pesanan.
Jenis Model Persediaan dalam Permintaan Bebas :
•    Model dasar Economy Order Quantity (EQO)
•    Model Pemesanan jumlah produksi (Production Order Quantity / POQ)
•    Model Diskon jumlah (Quantity Discount)
Model Economy Order Quantity (EOQ)
Asumsi pada model EOQ :
•    Kecepatan permintaan tetap & terus menerus
•    Wantu pemesanan sampai dengan pesanan datang harus tetap
•    Tidak pernah ada kejadian persediaan habis atau stockout
•    Material dipesan dalam paket atau lot dan pesanan datang pada waktu yang bersamaan dan tetap dalam bentuk paket.
•    Biaya untuk pemesanan barang adalah konstan / tetap
•    Biaya untuk penyimpanan barang adalah konstan / tetap
•    Tujuan dari ini adalah meminimalisasi dari biaya total reorder (pemesanan kembali) & biaya penyimpanan persediaan
Penggambaran model EOQ :

Model Production Order Quantity (POQ)
•    Menjawab bagaimana banyak yang harus dipesan dan kapan
•    Mengijinkan sebagian penerimaan dari material
    Asumsi lain dari EOQ yang berlaku (menggunakan asumsi – asumsi yang menjadi acuan pada model EOQ)
•    Model yang Cocok untuk lingkungan produksi
    Bahan baku diproduksi, yang digunakan dengan segera
    Menyediakan banyaknya ukuran prduksi
•    Menurunkan Biaya penyimpanan (Holding Cost) terhadap EOQ model
Model Quantity Discount
•    Menjawab bagaimana banyak dan kapan ketika memesan pasokan
•    Memperbolehkan diskon jumlah barang
    Mengurangi harga ketika barang dibeli dalam jumlah banyak
    Memberlakukan asumsi EOQ lainnya
•    Trade-off adalah diantara harga minimal & meningkatkan biaya penyimpanan (holding cost).

Pert 25 Technology & Integrating Supply Management
Jenis-jenis Teknologi :
•    Produk teknologi : suatu inovasi dan karakteristik dari produk atau jasa tertentu.
•    Teknologi proses : metode, prosedur, dan peralatan yang terkait dengan produksi barang / jasa
•    Teknologi Informasi : Penggunaan komputer dan peralatan elektronik lainnya untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan mengirim informasi
Teknologi beserta perannya dalam meningkatkan operasi / SCM
•    Teknologi Jasa / Service
    Kegiatan Back-Office (Administrator Database & Networking)
    Kegiatan Front-Office (Customer Service, Marketing dll)
•    Teknologi pengolahan / manufaktur
    Mesin Computer Numerically Controlled (CNC)
    industri robot
    Sistem Penanganan Material secara Otomatis
•    Teknologi manufaktur / Teknologi pembuatan
Teknologi Desain
    Computer-aided Design (CAD) : program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Mis. AutoCAD
    Computer-aided Engineering (CAE) : pelengkap CAD dalam dunia konstruksi. Mengkonstruksi suatu produk tidak hanya menggambar sebuah ide. Ide tersebut harus juga dihitung ketahanannya secara mekanika. Mis. IDEAS (ford).
    Computer-aided Process Planning (CAPP) : fungsi dalam serangkaian aktivitas manufaktur yang menetapkan proses produksi beserta parameternya yang digunakan untuk mengubah suatu material dari bentuk awalnya menjadi bentuk yang sesuai dengan desain yang diinginkan
•    Teknologi Administrasi
    Pembuatan Perencanaan Kebutuhan

Teknologi Informasi dalam Rantai Pasokan (Supply Chain Information)

Hubungan Di dalam Organisasi :
•    Sistem Pendukung Keputusan (DSS) : sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu.
•    Desain Jaringan Aplikasi : Bagaimana perusahaan dapat mengembangkan teknologinya kedalam suatu jaringan yang dapat saling berhubungan.
•    Gudang dan perencanaan transportasi.
•    Manajemen gudang dan sistem transportasi manajemen : Pengawasan terhadap semua aktivitas persediaan yang terjadi ke dalam suatu sistem.
Efek Bullwhip (Bullwhip Effect)
Konsepnya adalah adalah suatu keadaan yang terjadi dalam supply chain, dimana permintaan dari customer mengalami perubahan, baik semakin banyak atau semakin sedikit, perubahan ini menyebabkan distorsi permintaan dari setiap stage supply chain. Distorsi tersebut menimbulkan efek bagi keseluruhan stage supply chain yaitu permintaan yang tidak akurat.
Penyebabnya :
•    Planning
Dari sisi planning penyebab fenomena ini adalah adanya perubahan forecast demand, dengan perubahan forecast demand, dimana ketika demand atau permintaan berubah di sisi si perusahaan juga mempertimbangkan safety stock yang ada, pastinya akan meningkatkan total permintaan perusahaan ke produsen.
•    Behavior
Penyebab dari kondisi aktual adalah adanya variasi harga dalam supply chain dan adanya shortage , contohnya promosi.  promosi menyebabkan perubahan demand yang gak seperti biasanya.
Penyebab secara internal :
•    Promosi suatu produk atau jasa
•    Kesalahan informasi
•    Pengenalan produk atau jasa baru
•    Perubahan teknis
•    Internally Generated Shortages
Penyebab secara eksternal :
•    Perubahan volume permintaan
•    Kekeliruan dalam jumlah pengiriman
•    Waktu pengiriman yang berubah-ubah
Mengurangi efek Bullwhip :
•    Koordinasi informasi terlebih dahulu
•    Bekerja sama di antara anggota rantai pasokan
Mengevaluasi investasi berbasis teknologi
Beberapa manfaat yang diberikan melalui teknologi baru :
•    Menurunkan biaya
•    Meningkatkan keragaman produk
•    Meningkatkan kualitas
•    Mempercepat waktu siklus
Resiko mengadopsi teknologi :
•    Resiko secara teknologi
•    Resiko di dalam perusahaan
•    Resiko pasar
Faktor-faktor yang mendukung Pengembangan Teknologi dan Implementasinya
•    Pemberdayaan karyawan serta pelatihan : Otomatisasi serta Pengetahuan informasi
•    Penekanan strategis

Dependent Demand Inventory
Sejarah perencanaan permintaan yang bergantung (Dependent Demand Planning) :
•    Independent Demand (Pert 15-16)
•    Dependent Demand
•    Material Rquirement Planning (MRP)
 Bentuk Independent dan Dependent

Hal-hal yang dibutuhkan dalam model ‘Dependent Inventory’
•    Jadwal produksi induk (apa yang akan dibuat dan kapan)
•    Spesialisasi atau Bill of material (material dan bagian yang diperlukan untuk membuat produk)
•    Ketersediaan persediaan (apa yang ada di gudang)
•    Surat pemesanan (Purchase Order Outstanding)(apa saja yang ada di pesanan)
•    Waktu tenggang (berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai komponen)
Master Production Schedule (MPS)
•    Sebuah tabel waktu yang menentukan apa yang harus dilakukan dan kapan.
•    Jadwal master dapat dinyatakan dalam persyaratan dan ketentuan sebagai berikut:
    Sebuah pesanan pelanggan di toko pekerjaan (membuat memesan) perusahaan
    Modul di perusahaan berulang
    Sebuah barang akhir di sebuah perusahaan (saham untuk memperkirakan) terus menerus
Bill of Material (BOM)
Bill Of Material adalah sebuah kumpulan dari material (bahan) yang dibangun membentuk satu Item Barang tertentu. Daftar komponen beserta jumlahnya yang dibutuhkan untuk membuat suatu produk.
BOM ID digunakan untuk kepentingan :
•    Mencatat dan menginformasikan jumlah komponen dan item yang diperlukan untuk membentuk satu barang yang akan dicatatkan ke master item.
•    BOM ID mencatat komponen yang item barang dalam satu BOM ID atau disebut juga BOM Lines.  Pada Lines, user dapat memilih barang bertype Item atau bertype BOM.
•    Mencatat barang-barang yang akan masuk ke dalam route produksi.  Karena kepentingan ini, maka pada Modul Production terdapat route yang menjelaskan BOM Version yang dipakai. Ketika BOM ID diproses, menimbulkan aspek biaya.  Biaya ini dikelompokkan pada Production Cost Group dan Production Cost Category.
•    Hasil dari BOM ID yang rinciannya pada BOM Lines disebut BOM Version.  Jadi, BOM Version adalah produk akhir berupa barang bertype BOM.  BOM ID ini dapat dipakai untuk kepentingan produksi.

Mengembangkan struktur produk model tree dimana :
•    Parents: barang di atas tingkatan yang diberikan
•    Children: barang di bawah tingkatan yang diberikan
Menampilkan struktur tingkatan (level) coding :
•    Level atas adalah 0; level berikutnya 1 dll.
•    Level terbawah di dalam struktur barang terjadi
Strategi untuk Permintaan persediaan yang bergantung (Dependent Demand Inventory)
•    Evolusi MRP untuk Enterprise Resource Planning
    Manufaktur Resource Planning (MRP II): sistem yang menghubungkan sistem MRP dasar untuk sistem perusahaan lain, termasuk keuangan, akuntansi, pembelian, dan logistik.
    ERP: sebuah sistem yang menyediakan hubungan lengkap dari semua bidang fungsional bisnis
•    Layanan Perencanaan Sumber Daya
•    Membuat MRP / ERP bekerja

Materi dari slide ola : MRP (Material Requirement Planning)
Definisi : Merupakan teknik yang digunakan untuk pengendalian persediaan agar bahan/barang yang dibutuhkan dapat tersedia sesuai keperluan sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.
MRP lebih banyak digunakan untuk barang yang permintaannnya memiliki unsur ketergantungan antara satu item dengan item lainnya (dependent inventory) sehingga lebih cocok digunakan untuk proses produksi perakitan /assembling.
Sebelum penggunaan MRP, perencanaan pengendalian persediaan biasanya dilakukan melalui pendekatan reaktif sbb :
•    Reorder Point Policy, dimana persediaan secara kontinyu diawasi dan pengadaan dilakukan apabila jumlah barang persediaan sudah sampai pada tingkat yang ditentukan.
•    Periodic Order Cycle Policy, dimana persediaan diawasi dan pada setiap periode tertentu jumlah barang ditambahkan agar jumlah persediaan tetap berada pada tingkat persediaan yang telah ditentukan.
Bagi perusahaan manufaktur, kebutuhan akan suatu komponen barang tidak dapat selalu dilakukan secara independen, melainkan sangat tergantung pada produk akhir atau barang induknya (parent item). Sistem MRP mengendalikan agar komponen-komponen yang diperlukan untuk kelancaran produksi dapat tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan. MRP membantu manajemen dalam mencapai tujuan perencanaan yang tepat barang, tepat jumlah dan tepat waktu.
Tujuan MRP
•    Meminimalkan persediaan dimana pembelian bahan dilakukan sebatas yang diperlukan saja.
•    Mengurangi risiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman.
•    Komitmen yang realistis, dimana jadual produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih realistis.
•    Meningkatkan efisiensi, karena jumlah persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan jadual induk produksi
Manfaat MRP
•    Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen
•    Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja
•    Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik
•    Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar
•    Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen.
Komponen MRP

•    Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) membuat spesifikasi mengenai apa yang akan dibuat dan kapan akan dibuat. Jadual ini harus sesuai dengan rencana produksinya yang mencakup berbagai input, seperti rencana anggaran, permintaan konsumen, kemampuan teknis, ketersediaan tenaga kerja.
•    Daftar Material (Bill of Material) merupakan sebuah daftar yang menspesifikasikan  jumlah komponen, campuran bahan, dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
•    Data persediaan, data ini harus dapat menyediakan informasi yang akurat tentang ketersediaan komponen serta seluruh transaksi persediaan, baik yang sudah terjadi maupun yang sedang dalam proses.
    Catatan keadaan persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan.
    Catatan persediaan untuk keperluan MRP harus akurat.
Bagaimana agar Data persediaan akurat ?
•    Penyimpanan yang baik.
•    Bangun dan jalankan prosedur pengambilan inventori.
•    Catat transaksi inventori.
•    Hitung secara reguler jumlah fisik inventori.
•    Cocokkan segera bila terjadi perbedaan antara catatan dan hasil perhitungan fisik.
Daftar Istilah
•    Gross Requirements (GR/Kebutuhan Bruto) adalah keseluruhan jumlah item atau komponen yang diperlukan pada suatu periode.
•    Scheduled Receipts (SR/Penerimaan yang dijadwalkan) adalah jumlah item yang akan diterima pada suatu periode tertentu berdasarkan pesanan yang telah dibuat.
•    On-hand Inventory (OI/persediaan di tangan) yaitu jumlah persediaan pada akhir suatu periode dengan memperhitungkan jumlah persediaan yang ada ditambah dengan jumlah item yang akan diterima atau dikurangi dengan jumlah item yang dipakai atau dikeluarkan dari persediaan pada periode itu.
•    Net Requirements (NR/Kebutuhan bersih) adalah jumlah kebutuhan bersih dari suatu item yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan bruto pada suatu periode yang akan datang.
•    Planned Order releases (PO) adalah jumlah item yang direncanakan untuk dipesan guna dapat memenuhi perencanaan pada masa datang.
•    Current Inventory (CI) adalah jumlah material yang secara fisik tersedia dalam gudang pada awal periode.
•    Allocated adalah jumlah persediaan yang telah direncanakan untuk dialokasikan untuk suatu penggunaan tertentu.
•    Lead Time adalah waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan/membuat suatu barang sejak saat pemesanan/pembuatan dilakukan sampai barang itu diterima/selesai dibuat.
Mekanisme MRP
•    Netting : Merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih (net requirement) yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor (gross requirement) dengan jadwal penerimaan persediaan (schedule order receipt) dan persediaan awal yang tersedia (current inventory).
•    Offsetting : Merupakan proses yang bertujuan menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dalam  memenuhi kebutuhan bersih.
•    Lotting : Merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual didasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan dari proses netting.
•    Exploding/Explotion : Exploding merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk item pada level yang lebih bawah. Perhitungan ini didasarkan pada pemesanan item-item produk pada level yang lebih atas.

Pert 23-24 Just-In-Time (JIT) & Lean Enterprise
Lean Production
Lean production merupakan metode untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan responsiveness perusahaan melalui usaha pengurangan waste, dan continuous improvement.
Sebuah sistem produksi teknikal-sosial yang tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan pemborosan dengan bersamaan mengurangi atau meminimalkan pemasok, pelanggan, dan variabilitas internal.

Pengurangan pemborosan
Jenis pemborosan di dalam sistem produksi :
•    Muda : Merupakan aktivitas yang tidak bermanfaat, tidak menambah nilai (value) pada proses produksi, disebut juga dengan pemborosan, sering ditemukan setelah proses sedang berjalan.
•    Mura : Atau disebut dengan inconsistensi merupakan waste yang timbul karena adanya variasi atau ketidakseimbangan dalam beban kerja.
•    Muri : Atau disebut juga dengan unreasonable merupakan waste yang timbul akibat proses/urutan kerja yang terlalu panjang.

Komponen pada “Lean Production System”
•    Pull Production System (Sistem produksi menarik)
•    Push production System (Sistem produksi mendorong)
•    Small Batch Size (Ukuran batch yang kecil)
•    Short Setup Times (Waktu persiapan yang singkat)
•    Just-In-Time Inventory (Persediaan JIT)
•    Uniform Production Planning (Perencanaan produksi seragam)
•    Continuous Improvement or Kaizen (Peningkatan yang berkelanjutan atau Kaizen)
•    Close Supplier Relationship (Hubungan pemasok yang dekat)
•    Multifunctional work Force (Tenaga kerja yang multifungsi)
•    Five S : seiri (short / ringkas), seiton (straighten / rapi), seiso (shine / bersih), seiketsu (standardize / pemeliharaan & perawatan) and shitsuke (sustain / rajin)
•    Visual Control (Pengawasan visual)
•    Preventive Maintenance (Perawatan pencegahan)
•    Value Stream Mapping (Pemetaan aliran nilai)
Just-In-Time (Tepat waktu)
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.
Tujuan dari JIT :
•    Tujuan utama dari JIT adalah keseimbangan sistem
•    Tujuan utama dari sistem JIT adalah untuk dapat memproduksi produk dengan kualitas terbaik, ongkos termurah, dan pengiriman pada saat yang tepat. Tujuan utama ini bisa dicapai jika unsur berikut dapat dilaksanakan secara terpadu, yaitu melakukan pengendalian kuantitas dengan baik.
Kontribusi JIT pada Keuntungan kompetitif (Competitive Advantage)

Pemasok
•    Mengurangi jumlah penjual
•    Mendukung hubungan antar pemasok
•    Pengiriman yang tepat waktu serta berkualitas
Tata letak
•    Layout work-cell dengan pengujian pada setiap langkah proses
•    kelompok teknologi
•    bergerak, berubah-ubah mesin, fleksibel
•    tingkat tinggi organisasi tempat kerja dan kerapian
•    mengurangi ruang untuk persediaan
•    langsung pengiriman ke area kerja
Persediaan
•    Ukuran lot yang kecil
•    Waktu persiapan yng rendah
•    Tempat yang khusus untuk menahan beberapa bagian bahan
Penjadwalan
•    Deviasi 0 dari jadwal
•    Tingkatan penjadwalan
•    Jadwal informasi pemasok
•    Tehnik kanban : tingkatan perawatan persediaan
Perawatan pencegahan
•    Dijadwalkan
•    Rutin sehari-hari
•    Keterlibatan operator
Kualitas Produksi
•    Statistik proses kontrol
•    Kualitas dengan pemasok
•    Kualitas dalam perusahaan
Pemberdayaan karyawan
•    diberdayakan dan dilatih lintas karyawan
•    beberapa klasifikasi pekerjaan untuk memastikan fleksibilitas karyawan
•    Dukungan pelatihan
Komitmen
•    Dukungan dari manajemen, karyawan, dan pemasok


Tujuan dari JIT Partnership
•    Penghapusan kegiatan yang tidak perlu
•    Penghapusan persediaan di pabrik
•    Penghapusan in-transit inventory
•    Penghapusan pemasok yang tidak berkualitas
Layout JIT
Tujuan JIT: Mengurangi pergerakan orang dan material
•    Gerakan adalah pemborosan!
JIT membutuhkan
•    Kerja sel untuk keluarga produk
•    Dapat digerak atau mesin yang dapat diubah
•    jarak pendek
•    Sedikit ruang untuk persediaan
•    Pengiriman langsung ke area kerja
Taktik layout
•    Pengurangan jarak
•    Menngkatkan fleksibilitas
•    Dampak pada Karyawan
•    Mengurangi Ruang dan Persediaan
Persediaan JIT
Tradisional : persediaan ada dalam kasus masalah timbul
Tujuan JIT : menghilangkan persediaan
JIT membutuhkan
    Ukuran ruang kecil
    Rendah waktu setup
    Wadah untuk jumlah bagian tetap
JIT persediaan : persediaan minimum untuk menjaga sistem berjalan
Taktik persediaan JIT
    Gunakan “pull system” untuk memindahkan persediaan
    Mengurangi ukuran lot
    Mengurangi waktu persiapan
    Mengembangkan sistem Just-in-Time pengiriman dengan pemasok
    Memberikan langsung ke titik penggunaan
    Perform-to-schedule
    Mengurangi waktu persiapan
    Gunakan teknologi kelompok
Penjadwalan JIT
•    Melibatkan waktu operasi
•    JIT membutuhkan
    Komunikasi penjadwalan kepada pemasok
    tingkat jadwal
    Pembekuan bagian dari jadwal terdekat tanggal jatuh tempo
    Ruang kecil
    Teknik kanban
Taktik penjadwalan JIT
•    Komunikasi tentang jadwal pada pemasok
•    Membuat tingkatan jadwal
•    Bekukan bagian dari jadwal
•    Perform-to-schedule
•    Mencari one-piece-make dan one-piece-move
•    menghilangkan pemborosan
•    Memproduksi dalam lot kecil
•    Gunakan kanbans
•    Membuat operasi masing-masing menghasilkan bagian yang sempurna
Konsep Kanban
•    Kanban ini adalah satu alat yang dipakai untuk menjalankan Just In Time. Kanban merupakan system scheduling yang mentrigger untuk memproduksi barang dan berapa banyak yang akan diproduksi. Jadi bukan merupakan system untuk mengkontrol jumlah inventory.
•    Kanban menjadi tool yang efektif untuk mendukung jalannya system produksi secara keseluruhan.
Kanban Lengkap : http://www.leanindonesia.com/2010/11/konsep-kanban/
Kualitas JIT
•    JIT mengekspos masalah kualitas dengan mengurangi persediaan
•    JIT batas jumlah cacat dengan banyak kecil
•    JIT membutuhkan TQM
    Statistik proses kontrol
    keterlibatan pekerja : Periksa bekerja sendiri & kualitas lingkaran
    segera lakukan umpan balik
Taktik kualitas JIT
•    Menggunakan kontrol proses statistik
•    memberdayakan karyawan
•    Membangun metode “failsafe” (poka-yoke, daftar, dll)
•    Memberikan umpan balik segera

1 komentar: